Tuesday, 22 September 2015

Kisah Sri Kandi Islam Di Perang Uhud


Nasibah Binti Ka’b al-Maziniyyah atau Ummu ‘Umarah adalah seorang wanita yang berperanan penting dalam perang Uhud. Di awal perang, beliau bertugas untuk membawakan air dan mengubati pejuang yang luka-luka bersama wanita-wanita muslimah lainnya. Tetapi ketika perang mulai berpihak pada kaum muslimin, para pemanah tidak mematuhi perintah Nabi Muhammad SAW, sehingga kemenangan yang hampir ditangan kembali berpihak pada kaum musyrikin.

Hal ini ditegaskan dalam AlQuran surat Aali ‘Imraan ayat 152

“Dan ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seorang pun, sedang Rasul memanggil kamu dari belakangmu, lalu Allah menimpakan kepadamu kesedihan atas kesedihan supaya kamu jangan bersedih hati (lagi) atas sesuatu yang luput dari kamu dan terhadap musibah yang menimpa kamu. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan(3:153)”


Pada saat itu, Nasibah memutuskan untuk ikut bertempur.Dengan pedang dan panah ditangan, beliau dengan pasti melangkah menuju Nabi Muhammad SAW yang dikelilingi muslimin-muslimin yang berperan sebagai tameng manusia untuk melindungi Rasulullah dari panah-panah kaum musyrikin. Setiap kali ada yang menyerang Rasulullah, Nasibah dengan berani melawannya. Kemanapun Rasulullah berpaling, ada Nasibah yang berdiri di depan Rasulullah untuk melindunginya.

Anak lelaki Nasibah yang bernama ‘Umarah ketika itu terluka tangan kirinya setelah seorang musyrikin menusuknya, kemudian pergi meninggalkannya tanpa membunuhnya. Ketika darah ‘Umarah terus mengalir, Rasulullah SAW mendekati ‘Umarah dan menyuruhnya untuk membalut lukanya. Ketika itu ibunya (Nasibah) datang dan membaluti luka anaknya dengan kain penutup pegelangan tangannya. Rasulullah SAW menyuruh ‘Umarah bangkit untuk kembali berperang. Sementara Ummu ‘Umarah mengatakan bahwa musyrikin yang telah melukai anaknya telah ia cegat dan pukul hingga terjatuh. Rasulullah SAW tersenyum hingga terlihat gigi belakangnya. Dalam perang ini , Ummu ‘Umarah menderita banyak luka-luka. Ketika itu Rasulullah SAW memanggil anaknya (‘Umarah) dan berkata “Ibumu, ibumu, lihat luka-lukanya, semoga Allah memberkati keluargamu! Ibumu telah berperang lebih berani daripada yang lain”. Rasulullah mengatakan bahwa telah dijanjikan surga bagi Umm ‘Umarah.

Keberanian Nasibah tidak hanya ditunjukkan pada perang uhud, tetapi juga perjanjian Al-Aqabah, perang hudaybiyah, khaibar, dan hunain. Pada zaman khalifah Abu Bakar shiddiq, Nasibah ikut dalam perang Al-Yamamah, dan berperang dengan berani sehingga akhirnya kehilangan salah satu tangannya. Semua ini berimbalan dengan janji Surga bagi Nasibah. Nasibah juga dipuji oleh khalifah Umar ibn al-Khattab, khalifah Abu Bakar Al-Siddiq dan panglimanya Khalid Ibn Al-Walid untuk keberaniannya.



No comments:

Post a Comment